7.1 manajemen direktori
Sebuah
direktori adalah komponen dari sistem
berkas yang
mengandung satu berkas atau lebih atau satu direktori lainnya atau
lebih, yang disebut dengan subdirektori.
Batasan jumlah berkas atau subdirektori yang dapat ditampung dalam sebuah
direktori tergantung dari sistem berkas yang digunakan, meskipun sebagian
sistem berkas tidak membatasinya (batasan tersebut disebabkan ukuran media penyimpanan di mana direktori berada).
Sebuah direktori yang
mengandung satu direktori atau lebih disebut sebagai parent directory dari direktori-direktori tersebut, dan
setiap direktori yang dikandung di dalam direktori disebut sebagai child directory. Struktur
direktori seperti ini lazim disebut sebagai struktur hierarkis direktori, atau
sering juga disebut sebagai pohon direktori. DIREKTORI Buku rujukan jenis ini
berisi informasi mengenai nama lengkap, alamat, nomor telepon, kegiatan/
profesi seseorang atau suatu lembaga/ badan.
Kegunaannya: Buku rujukan jenis
ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi mengenai profil seseorang atau suatu
lembaga/badan. Jika pengguna perpustakaan kita ingin mengadakan hubungan kerja
dengan pihak tertentu, maka sebelum melakukan kontak langsung dengan orang atau
lembaga tersebut, informasi sekilas mengenai lembaga atau orang itu misalnya
sudah dapat diketahui. Selain itu direktori bermanfaat untuk mencari keterangan
jika ada orang yang ingin membuat tulisan tentang sesuatu yang berkaitan dengan
badan yang didaftar dalam suatu buku petunjuk atau direktori.
Beberapah
perintah penting yang berhubungan dengan direktori dapat di liahat pada tabel
7.1. salah satu yang sering di gunakan dalam pemograman yaitu dir.dengan mengunakan
dir, informasi suatu direktori bisa di peroleh.
perintah
|
Keterangan
|
cd
|
Perintah ini di gunakan untuk memilih direktori kerja. Contoh
penggunaan
>>cd /latmat
>>cd
‘latihan dasar’
Apabila nama direktorimengandung spas,nama direktori perlu di tulis
dalam tanda petik tunggal.
|
pwd
|
Perintah ini digunakan untuk memperoleh direktori sekarang. Conto
penggunaan
Direktori= pwd ;
|
dir
|
Perintah ini gunakan untuk mendapatkan suatu isi direktori . contoh
penggunaan :
Berkas = dir (‘nama _direktori’)
;
·
Hasil
berupa larik sturktur yang berisi informasi mengenai nama-nama file
dalam direktori bersangkutan. Struktur mengandung field.
·
Name :
nama file
·
Date
: berisi tanggal modifikasi ;
·
Bytes : berupa jumlah byte;
·
Isdir :
berisi 1 kalau file adalah direktori dan 0 kalau tidak berupa
direktori
·
Datenum:
berisi tanggalmodifikasi dalam bentuk nomor serial.
|
patch
|
Perintah ini di gunakan untuk memperoleh semua direktori yang di
gunakan sebagai tempat pencarian oleh matlab . conth:
>>patch
Untuk menambahkan patch baru, anda
bisa menggunakan perintah sebagai berikut
>>addpatch
(patch.’/tools/pnn’);
Dengan cara seperti itu direktori
c:/pnn ditambahkan sebagai direktori yangakan di pakai sebagai
pencarian perintah oleh matlab
|
addpath
|
Perintah ini di gunakan untuk menambahkan patch baru. Conto0h:
>>rmpth
(‘/tools/pnn’);
|
rmpath
|
Perintah ini di gunakan untuk menhapus path contoh:
>>rmpath
(‘/tools/pnn’) ;
Berguna untuk menhapus path/tools/pnn
|
mkdir
|
Perintah ini di gunakan untuk membuat direktori baru. Bentuk
penggunaanya:
Status = mkdir (.....,’namadir’)
Tanada... menyatakan bahwa nama direktori yang diciptakian boleh
lebih dari satu. Nila balik berupa 1 menyatakan penciptaan direktori berhasil
dilaksanakan dannilai -1 menyatakan
bahwa direktori gagal di buat
|
rmdir
|
Perintah ini di gunakan untuk menghapus direktori. Betuk
pemakaiannya:
[ status,
message,messageid] = rmdir (‘namadir’,’s’)
Dengan perintah itu,
direktori’namadir;’beserta isinya kan di hapus balik :
Status : berisi 1 kalau oprasi penghapusan berhasil di lakukan
Messaga :
berisi pesan kelelahan ;
Messageid : berisi id kesalahan
|
Contoh skip yang melibat kan dir dapat di lihat di bawa ini
7.2
operasi file
Beberapa perintah yang terkait dengam operasi file dapat
dilihat pada tabel 7.2. operasi yang di
bahas dalam tabel tersebut antara lain di gunakan untuk memindahkan
file/direktori, menyalin file/direktori, dan menghapus direktori
Perintah
|
Keterangan
|
Delete
|
Perintah ini di gunakann untuk menghapus file. Penggunaannya
Delete nama_file
Delete (nama_file)
|
movefile
|
Perintah ini berguna untuk memindakan atau/mengubah file atau pun
direktorin. Contoh penggunaannya
Movefile(‘sumber’,’destinasi’)
[status,message,messageid]=movefile...
(‘sumber’,’destinasi’)
Bentk pertama di gunakan untuk mengganti file ‘sumber’ menjaadad9i
f9ile ‘destinasi’. Untuk menggunakan file ke direktorilain
Tambahkan direktori dalam
destinasi. Pads bentuk ke dua, nilai kembalain dari movefile di berikan ke
tiga variabel. Dalam hal ini
·
Status berisin 1 kalau operasi
pemindahan/pergantian berhasil dilaksanakan aatau nol jika gagal di
laksanakan ;
·
Message berisi pesan kesalahan
·
Messageid beisi ID kesalahan
·
|
Copyfile
|
Perintah in berguna untuk menyalin file ataupun direktori, contoh
penggujnaaannya
Copyfile (‘sumber’.’destinasi’)
[status,message,messageid
]copy (‘sumber’,’destinasi)
Bentuk pertama di gunakan untuk menyalin file’sumber’ menjadi file
distinasi . pada betuk ke dua nilai balaik dari copy file di berikan ke tiga
variabel. Dalam hal ini;
·
Status berisi satu kalau operasi penyalinan
berhasil di laksankan atau 0 kalau gagal
·
Message berisi pesan kesalahan
·
Messageid berisi id kesalahan
|
type
|
Perntah ini di gunakan untuk menampilan isi file. Bentu penggunaan :
Type(‘namafile’)
Tipe namafile
|
fileparts
|
Perintah ini berguna untuk menporeleh bagian-bagian dari suatu file
bentuk penggunaan :
[p-atch,name,ext,versn
] = fileparts (filename)
Nilai balaik berupa :
·
Pathstr yang berisi nama path:
·
Name yang berisi nama depana file
·
Ext yang berisi nama ekstensi file
·
Versn yang berisi versi file
|
tempname
|
Fungsi ini menghasilkan nama file yang unik (tidak kembar dengan
yang sudah ada ) bentuk penggunaan
Namafile=tempname
|
exist
|
Perintah ini berguna untuk mengetahui keberadaan suatu file bentuk penggunaannya
Exist (namafile,’file)
Nilai balaik berupa 0 kalau filenamafile tidaik ditemukan.
|
Contoh skrip yang menguraikan bagianbagian dalam nama file
di perlihatkan di bawa ini
MATLAB juga menyediakan perintah yang berhubungan dengan
pengaksesan file dengan pendekatan beraras rendah. File harus di buka terlebih
dulu sebelumpengaksesan isinya dilaksanakan. Setelah selesai mengakses file,
file perlu ditutup. Perintah-oerintah yang terkait dengan hal itu dapat di
lihat pada tabel 7.3
fopen
|
Kegunaan funsi ini adlah adalah untuk membuka file bentukpertama berupa
Fid = fopn (namafile )
Pada bentk di atas filenamafile akan di buka dengan mode 'baca dsn
mengembalkan nilai disebut pengenal
file dan di simpan ke dalam variabel
fid
Fid = foppen (filenama, mode)
Argumen kedua menentulkan mode yang di gunakan untuk membuka file
kemungkinan nilai berupa ‘r’ (file hanya bisa di baca )
‘w’(mencptakan file dan menyiapkan opersi penulisan kalau file suda
ada , isinya akan di kosongkan terlebih dahulu
‘a’ (membuka fle kalau suaha ada atau menciptakan kalau belum ada.
Isi file tidak akan di hapus . penambahan data dilakukan di akhir file)
‘r+’ (membuka
file untuk operasi pembacaan dan penulisan )
‘w+’(membuka
file untuk operasi pembacaan dan penulisan . isi file kalau ada akan di hapus
ketika di buka )
|
fclose
|
Fungsi ini digunakan untuk menutup file bentuk penggunaanya :
Status =fclose(fid)
Ststus = (all’)
Bentuk pertama digunakan untuk menutup file yang pengenal
fiole-nya berupafid.bentuk kedua di
gunakan untuk menutup semua file (kecuali standar input,standar outputdan
standar error)nilai balik fclose berupa o kalau operasi penutpan file berhasil
dilakukan atau -1 kalau terjadi kegagalan
|
Fread
|
Fungsi fread di gunakan untuk membaca data dari file yang pengenalnya
berupa fid . bentuk umum digunakan
A = fread (fid jumlah )
Dalam hal ini jumlah menentukan jumlah data yang di baca (dalam
satuan byte) dan A adlah larik yang
menampung data yang di baca
|
fwrite
|
Fungsi fwrite di gunakan untuk
kmenuliskan isi larink A ke file . bentuk pengunaannya :
Jumlah = fwrite (fid, A)
Fungsi inimenghasilkan data yang berhasil di simpan ke file
|
Feof
|
Fungsi feof berguna untuk mengetahui indikator file berada pada akhir
file atau tidak jika berada di akhir file fungsi memberikan nilai balik
berupa benar (1) atau salah (0) kalau indikator file tidak berada apda akhir file bentuk penggunaannya :
Akhirfile = feof (fid)
Perlu diketahui indikator ahir file akan di geser setiap kali ada
opersi pembacaan atau penulisan data kedalam file
|
fgetl
|
Fungsi fgetl berguna untuk membaca sebuah baris data pada file
teks bentuk pengunannya:
Data = (fgetl (fid)
Saat membaca, karakter newline (pindah baris )di buang
|
fgets
|
Fungsi fgets berguna membaca sebuah baqris data pada file teks bentuk
pengguanaanya :
Data = fgtl (fid)
Saat membaca , data yang di hasilkan mengandung karakter newline
(pindah baris)
|
fprintf
|
Fungsi ini berguna untuk menulis kan dat ke file dan memungkkinkan
memformat data seperti pada fungsi fprintf
yang di bahas pada sub bab 2.8
|
frewind
|
Fungsi ini di gunakan untuk meletakkan indikator file ke awal file
bentuk penggunaanya :
Frewind(fid)
Dalam hal ini fid menyatakan pengenal file.
|
fseek
|
Funsi fseek berguna untuk memindahkan indikator file ke suatu posisi
dalam file bentuk penggunaannya :
Status = fseek (fid, ofset, titikn_awal)
Nilai ofset dapat berupa
·
Ofset >0 memindahkaan indikator sebesar ofset byte ke arah file
·
Ofset = 0 bararti tidak mengubah posisi
indikator file
·
Ofset < 0 berartimemindahkan indikator
sebesar ofset byte ke arah awal file
Nilai titik_awal bisa berupa
·
‘bof’atau -1 berarti awal file
·
‘cof’atau 0 berar6ti terhadap posisi indikator
file sedang berada:
·
‘eof’ atau 1 berarti akhir file
Nilai balik fseek berupa 0 kalau operasi pemindahan indikator file
berhasil dilakukan atau -1 ka;au gagal
|
Ftell
|
Fungsi ini memberiakan posisi indikator file. Bentuk penggunaanya :
Posisi = ftell(fid)
Dalam hal ini menyatakan pengenal file
|
Contoh berikut menunjukan penggunaan fungsi-fungsi file
beraras rendah untk membaca file teks dan menampilkannya dengan di beri no urut
7.3 operasi waktu
Beberapa fungsi waktu yang berhubungan dangan tanggal dan
jam dapat di lihat pada tabel 7.3 sebagai contoh fungsi seperti tic bisa di gunakan dalam
skrip untuk menghitung lama waktu yang di gunakan untuk mejalankan suatu proses
. adapun fungsi date berguna untuk
mengetahui tanggal sekarang
TABEL 7.4 perintah tentang waktu
Perintah
|
Keterangan
|
Clock
|
Menghasilkan larik yang berisi 6 buah informasi mengenai waktu
sekarang . penggunaan:
C = clock
Element yang di kembalikan oleh clocik secara berturut
turut sebagai berikut :
·
Tahun:
·
Bulan;
·
Taggal;
·
Jam;
·
Menit;
·
Detik;
|
Date
|
Fungs9i data mengembalikan
nilai tanggal sekarang dengan format dd-mmm-yyy, dengan ddmenyatakan tanggal
mm menyatakan bulan dan yyy menyatakan tahun.
|
Now
|
Fungsi ini mengthasilkan tanggal dan dan jam dengan bentuk bilangan
serial yang ,menyatakan tanggal
|
Datestr
|
Fungsi ini berguna untuk mengkonversi tanggal dengan format seperti
yang dihasilkan oleh now kedalam bentuk string. Bentuk pemanggilan:
Datestr (tanggal,
format,_tanggal)
Dalam hal ini, tanggal menyatakan bilangan (angka
serial) yang menyatakan tanggal. String yang dihasilkan bisa diatur melalui
argumen kedua (format_tanggal). Format yang bisa dipakai
bisa dilihat pada tabel 7.5.
|
datenum
|
Fungsi ini berguna untuk mengkonversikan tanggal dan jam kedalam
bentuk angka serial. Bentuk penggunaan:
N = datenum ( v )
N = datenum ( Y,
M, D )
N = datenum ( Y,
M, D, H, MN, S )
Dalam hal ini,
·
V
adalah vektor yang berisi data tanggal dan waktu;
·
S
adalah string berisi tanggal;
·
Y
menyatakan tahun;
·
M
menyatakan bulan;
·
D
menyatakan tanggal;
·
H
menyatakan jam;
·
MN
menyatakan menit;
·
S
menyatakan detik
|
Weekday
|
Fungsi ini menghasilkan nilaiantara 1 sampai dengan 7, yang
menyatakan kode hari dan nama hari. Kode hari:
· 1 =
minggu
· 2 =
senin
· 3 =
selasa, dst
Bentuk penggunaan:
[
N, S ] = weekday ( D )
[
N, S ] = weekday ( D, format )
N
akan berisi kode hari dan S nama hari. Argumen bisa diisi dengan ‘short’ atau
‘long’. Nilai ‘short’ menyatakan bahwa
nama hari yang digunakan pendek ( misalnya wed atau sun ),
sedangkan’long’ menghasilkan nama hari yang panjang ( misalnya Wednesday atau
Sunday ).
|
Calender
|
Perintah ini berguna untuk mendapatkan kalender. Bentuk penggunaan:
c = calender
c = calender ( d )
c = calender ( y,
m )
dalam hal ini, d
menyatakan bulan dan y menyatakan tahun. Contoh :
>> calender
Aug 2011
S
M Tu W
Th F S
0
1 2
3 4 5
6
7
8 9 10
11 12 13
14
15 16 17
18 19 20
21
22 23 24
25 26 27
28
29 30 31
0 0 0
0
0 0 0
0 0 0
>>
|
tic
toc
|
Kedua perintah ini digunakan berpasangan. Perintah tic digunakan untukmemulai pencacahan
waktu dan toc untuk menghentikan
pencacah waktu. Bentuk penggunaan :
tic;
pernyataan_yang_waktunya_akan_dihitung
;
selang = toc;
dengan cara
seperti itu, selang berisi waktu yang diperlukan untuk menjalankan pernyataan
yang terletak antara tic dan toc. Selang waktu yang dihasilkan
dinyatakan dalam satuan detik.
|
Tabel 7.5 Argumen untuk date
Nilai
|
Keterangan
|
0
|
‘dd-mmm-yyyy HH : MM : SS’ 01- Mar – 2000 15 : 45 : 17
|
1
|
‘dd-mmm-yyyy’
01-Mar-2000
|
2
|
‘mm/ dd/ yy’ 03 /
01 / 00
|
3
|
‘mmm’ Mar
|
4
|
‘m’ M
|
5
|
‘mm’ 03
|
6
|
‘mm/ dd’ 03 / 01
|
7
|
‘dd’ 01
|
8
|
‘ddd’ Wed
|
9
|
‘d’ W
|
10
|
‘yyyy’ 2000
|
11
|
‘yy’ 00
|
12
|
‘mmmyy’ Mar00
|
13
|
‘HH : MM :SS’ 15 :
45 : 17
|
14
|
‘HH : MM : SS PM’
3 : 45 : 17 PM
|
15
|
‘HH : MM’ 15 : 45
|
16
|
‘HH : MM PM’ 3 : 45
PM
|
17
|
‘QQ-YY’ Q1-01
|
18
|
‘QQ’ Q1
|
19
|
‘dd/mm’ 01/ 03
|
20
|
‘dd/ mm’ 01 / 03
|
21
|
‘mmm.ddd, yyy HH : MM: SS’ Mar. 01, 2000 15 : 45 :17
|
22
|
‘mmm.dd, yyyy’
Mar. 01, 2000
|
23
|
‘mm/dd/yyyy’ 03/
01/ 2000
|
24
|
‘dd/mm/yyyy’ 01/
03/ 2000
|
25
|
‘yy/mm/dd’ 00/ 03/
01
|
26
|
‘yy/mm/dd’ 00/ 03
/ 01
|
27
|
‘QQ-YYYY’ Q1 -
2001
|
28
|
‘mmmyyyy’ Mar2000
|
29
|
‘yyyy-mm-dd’
2000-03-01
|
30
|
‘yyyymmddTHHMMSS’
20000301T154517
|
|
Contoh
berikut menunjukkan penggunaan tic
dan toc untuk mengetahui lama waktu
yang digunakan untuk memproses pernyataan for.

tic;
mulai pencacahan waktu
for
i = 1 : 10000
Y ( i ) = 2 * sin ( i * 2 * pi) * sin (i
* 2 * pi):
end
selang
= toc;
disp
( [ ‘Waktu = ‘
num2str (selang) ‘ detik’] ) ;

Contoh
hasil pemanggilan skrip:
>> waktu.
Waktu
= 22.8209 detik
>>
7.4 konversi Antarsistem Bilangan
Matlab
menyediakan beberapa fungsi yang berguna untuk
melakukan konversi antar bilanagan. Beberapa fungsi dapat dilihat pada Tabel
7.6
Tabel
7.6 fungsi untuk konversi
antarsistem
Fungsi
|
Keterangan
|
dec2bin(d)
|
Fungsi ini memberikan
nilai balik berupa string yang menyatakan bentuk biner dari suatu bilangan d.
Contoh
>> dec2bin ( 17 )
ans =
10000
>>
|
dec2hex(d)
|
Fungsi ini memberikan
nilai balik berupa string yang menyatakan bentuk heksadesimal dari suatu
bilangan d. Contoh:
>> dec2hex ( 245 )
ans =
F5
>>
|
dec2base (d, b, n)
|
Fungsi ini memberikan
nilai balik berupa string yang menyatakan bentuk bilangan dalam suatu sistem
bilangan b dari suatu bilangan d. Argumen ketiga (n) bersifat opsional,
menentukan jumlah digit hasil. Contoh :
>> dec2base ( 16, 8 )
ans =
20
>> dec2base ( 16,
8, 4 )
ans =
0020
>>
|
bin2dec(s)
|
Fungsi ini memberikan
nilai balik berupa bilangan yang menyatakan bentuk sistem desimal dari suatu
string s yang menyatakan bentuk biner. Contoh:
>> bin2dec ( ‘1101’ )
ans =
13
>>
|
hex2dec(s)
|
Fungsi ini memberikan
nilai balik berupa bilangan yang menyatakan bentuk sistem desimal dari suatu
string s yang menyatakan bentuk heksadesimal. Contoh:
>> hexdec ( ‘AB’ )
ans =
171
>>
|
|
Contoh
ini menunjukkan cara membentuk tabel yang berisikan nilai dalam berbagai sistem
bilangan.

For
bil = 1 : 16
biner
= dec2bin (bil, 4 ) ;
oktal
= dec2base (bil, 8, 4 ) :
heksa
= dec2hex (bil, 2 ) :
fprintf
( ‘ I %4d/t l %8s\ t l
%4s\t l %4s l \n’
...
bil,
biner, oktal, heksa ) :
end

Perlu
diketahui,pada skrip diatas, \t berarti karakter tab.
Gambar 7.4 disamping adalah hasil
dari pemanggilan skrip tabelbil .m.
>> tabelbil
I
1 I 0001 I
0001 I 01
I
I
2 I 0010 I
0002 I 02
I
I
3 I 0011
I 0003 I
03 I
I
4 I 0100 I
0004 I 04
I
I
5 I 0101 I
0005 I 05
I
I
6 I 0110
I
0006 I 06
I
I
7 I 0111 I
0007 I 07 I
I
8 I 1000 I
0010 I 08 I
I
9 I 1001 I
0011 I 09 I
I
10 I 1010 I
0012 I
0A I
I
11 I 1011 I
0013
I 0B I
I
12 I 1100 I
0014 I 0C I
I
13 I 1101 I
0015 I 0D I
I
14 I 1110 I
0016 I
0E I
I
15 I 1111
I 0017
I 0F I
I
16 I 10000
I 0020
I 10 I
>>
7.5
Operasi Bit
Operasi dalam bentuk bit juga
difasilitasi oleh MATLAB. Operasi ini berlaku untuk bilangan bulat. Operasi ini
berlaku dari bilanagan 0 sampai dengan bitmax.
Fungsi-fungsi yang tersedia untuk keperluan itu dapat dilihat pada tabel 7.7
Tabel
7.7 fungsi yang berhubungan
dengan operasi bit
fungsi
|
keterangan
|
bitand(a,
b)
|
Fungsi
ini untuk menangani operasi “dan”
|
bitor(a,b
|
Fungsi
ini untuk menangani operasi “atau”
|
bitcamp(a)
bitcmp(a,n)
|
Fungsi
ini menangani operasi komplemen terhadap a yang berkedudukan sebagai bilangan
bulat tak bertanda dengan n bit.
|
bitset(a,n)
|
Fungsi
ini memberikan nilai balik berupa bilangan yang sesuai a dengan bagian bit
posisi n diubah menjadi satu.
|
bitget(a,b)
|
Fungsi
ini menghasilkan bit posisi n pada bilangan a.
|
bitshift(a,k)
|
Fungsi
ini menghasilkan bilangan yang merupakan nilai a yang telah digeser sebanyak
k bit. Apabila k positif , nilai baliknya identik dengan a x 2^k, sedangkan
jika k negatif, nilai baliknya berupa a/ (2^k)
|
7.5.1
Operasin bitand
Operasi bitand dapat anda pahami dengan mencoba
perintah berikut:
>> bitand (17, 24)↲
ans =
16
>> dec2bin
( 17 ) ↲
ans =
10001
>> dec2bin
( 23 ) ↲
ans
=
10111
>> dec2bin
( 16 ) ↲
ans
=
10000
>>
pada operasi “and”, bit hasil berupa 1 hanya kalau ada bit yang
dikenai operasi ini bernilai 1.
Gambar 7.6 hasil operasi “and” didepan.
23 = 1 0
1 1 1
1 0 0 0 0 16
|
7.5.2 Operasi Bitor
Operasi bitor dapat anda pahami dengan mencoba perintah berikut :
>> bitor
( 17, 24 ) ↲
ans =
25
>>
|
Gambar
7.7 operasi dengan bitorbit
Pada operasi “or”, bit hasil berupa 1 kalau ada bit yang
dikenai operasi ini bernilai 1.
Gambar 7.8
hasill operasi “or” didepan.
17
= 1 0
0 0 1
24 = 1 1
0 0 0
1
1 0 0
1 25
|
7.5.3
Operasi bitxor
Operasi bitxor dapat anda pahami dengan mencoba
perintah berikut:
>> bitor ( 17, 24) ↲
ans =
25
>>
|
Gambar
7.9 operasi dengan bitxor
Pada operasi “xor” , bit hasil berupa 1 hanya kalau hanya salah satu bit yang
dikenai operasi ini bernilai 1.
Gambar
7.10 hasil operasi “xor” didepan.
17
= 1 0
0 0 1
24 = 1 1
0 0 0
0
1 0 0
1 q
|
7.5.4
Operasi bitcmp
Operasi
bitcmp dapat anda pahami dengan mencoba perintah berikut:
>> bitcmp (123, 8) ↲
ans =
132
>>
|
Gambar.
7.11 contoh penggunaan bitcmp
Angka 8 pada argumen kedua menyatakan bahwa operasi dilakukan
dengan menggunakan 8 bit.
Pada
operasi bitcmp, bit bernilai 1 1kan diubah menjadi 0 dan bit bernilai 0 diubah
menjadi 1. Gambar 7.12 hasil operasi
bitcmp didepan.
komplemen
1
0 0 0
0 1 0 0 1 3 2
|
Gambar
7.11 ilustrasi operasi bitcmp
7.5.5 Operasi bitset
Operasi bitset berguna untuk membuat bit pada posisi tertentu bernilai
satu. Pada contoh berikut, bit posisi 1 (tertekanan) diubah menjadi 1.
>> bitset (4, 1) ↲
ans =
5
>>
|
Gambar
7.13 contoh penggunaan bitset
Penjelasan diatas dapat dilihat pada
gambar 7.14
Bitset (4, 1)
1
0 0 1 bit
posisi 1 diubah menjadi 1
|
Gambar
penjelasan bitset
7.5.6 Operasi bitget
Fungsi bitget berguna untuk
memperolehbit pada posisi tertentu. Contoh berikut digunakan untuk mendapatkan
bit posisi ke 6 pada bilangan 123
>> bitget ( 1 2 3, 6)↲
ans =
1
>>
|
7.5.7 Operasi bitshift
Fungsi
bitshift berguna untuk menggeser bit dalam suatu bilangan. Setiap pergeseran
bit kekiri (nilai positif) membuat fungsi ini memberikan nilai yang sama dengan
bilangan argumen dikalikan 2, sedangkan pergeseran kekiri 1 bit dibagi 2.
Contoh:
>> bitshift (4, 1) ↲
ans =
8
>> bitshift
(4, 2) ↲
ans =
16
>> bitshift
(4, -1) ↲
ans =
2
>>
|
Gambar 7.16
contoh penggunaan bitshift
nah itu sedikit perintah perintah dasar dari matlab walau pun itu perintah dasar naun itu termaksud unsur-unsur yang sangat pentig kita ketahui pada MATLAB
sekian dulu sobat
semoga bermamfaat buat adek adek sekalian
yuck sobat jika ada yang pengen shering memalaui jejaring sosial facebook sobat lihat profil qw di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar