Minggu, 22 Juni 2014

mengenal fungsi-fungsi penting pada matlab

7.1 manajemen direktori
Sebuah direktori adalah komponen dari sistem berkas yang mengandung satu berkas atau lebih atau satu direktori lainnya atau lebih, yang disebut dengan subdirektori. Batasan jumlah berkas atau subdirektori yang dapat ditampung dalam sebuah direktori tergantung dari sistem berkas yang digunakan, meskipun sebagian sistem berkas tidak membatasinya (batasan tersebut disebabkan ukuran media penyimpanan di mana direktori berada).
Sebuah direktori yang mengandung satu direktori atau lebih disebut sebagai parent directory dari direktori-direktori tersebut, dan setiap direktori yang dikandung di dalam direktori disebut sebagai child directory. Struktur direktori seperti ini lazim disebut sebagai struktur hierarkis direktori, atau sering juga disebut sebagai pohon direktori. DIREKTORI Buku rujukan jenis ini berisi informasi mengenai nama lengkap, alamat, nomor telepon, kegiatan/ profesi seseorang atau suatu lembaga/ badan.
Kegunaannya: Buku rujukan jenis ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi mengenai profil seseorang atau suatu lembaga/badan. Jika pengguna perpustakaan kita ingin mengadakan hubungan kerja dengan pihak tertentu, maka sebelum melakukan kontak langsung dengan orang atau lembaga tersebut, informasi sekilas mengenai lembaga atau orang itu misalnya sudah dapat diketahui. Selain itu direktori bermanfaat untuk mencari keterangan jika ada orang yang ingin membuat tulisan tentang sesuatu yang berkaitan dengan badan yang didaftar dalam suatu buku petunjuk atau direktori.

                Beberapah perintah penting yang berhubungan dengan direktori dapat di liahat pada tabel 7.1. salah satu yang sering di gunakan dalam pemograman yaitu dir.dengan mengunakan dir, informasi suatu direktori bisa di peroleh.


perintah
Keterangan
cd
Perintah ini di gunakan untuk memilih direktori kerja. Contoh penggunaan

>>cd  /latmat
>>cd ‘latihan dasar’


Apabila nama direktorimengandung spas,nama direktori perlu di tulis dalam tanda petik tunggal.
pwd
Perintah ini digunakan untuk memperoleh direktori sekarang. Conto penggunaan


Direktori= pwd ;
dir
Perintah ini gunakan untuk mendapatkan suatu isi direktori . contoh penggunaan :
Berkas  = dir (‘nama _direktori’) ;

·         Hasil  berupa larik sturktur yang berisi informasi mengenai nama-nama file dalam direktori bersangkutan. Struktur mengandung field.
·         Name  :  nama file
·         Date : berisi tanggal modifikasi ;
·         Bytes  : berupa jumlah byte;
·         Isdir  :  berisi 1 kalau file adalah direktori dan 0 kalau tidak berupa direktori
·         Datenum: berisi tanggalmodifikasi dalam bentuk nomor serial.
patch
Perintah ini di gunakan untuk memperoleh semua direktori yang di gunakan sebagai tempat pencarian oleh matlab . conth:

>>patch

Untuk menambahkan patch baru, anda  bisa menggunakan perintah sebagai berikut


>>addpatch (patch.’/tools/pnn’);
Dengan cara seperti itu direktori  c:/pnn ditambahkan sebagai direktori yangakan di pakai sebagai pencarian perintah oleh matlab
addpath
Perintah ini di gunakan untuk menambahkan patch baru. Conto0h:

>>rmpth (‘/tools/pnn’);
rmpath
Perintah ini di gunakan untuk menhapus path  contoh:

>>rmpath (‘/tools/pnn’) ;

Berguna untuk menhapus path/tools/pnn
mkdir
Perintah ini di gunakan untuk membuat direktori baru. Bentuk penggunaanya:


Status =  mkdir (.....,’namadir’)

Tanada... menyatakan bahwa nama direktori yang diciptakian boleh lebih dari satu. Nila balik berupa 1 menyatakan penciptaan direktori berhasil dilaksanakan   dannilai -1 menyatakan bahwa direktori gagal di buat
rmdir
Perintah ini di gunakan untuk menghapus direktori. Betuk pemakaiannya:

[ status, message,messageid] = rmdir (‘namadir’,’s’)

Dengan perintah itu, direktori’namadir;’beserta isinya kan di hapus balik :

Status : berisi 1 kalau oprasi penghapusan berhasil di lakukan
Messaga : berisi pesan kelelahan ;
Messageid : berisi id kesalahan

Contoh skip yang melibat kan dir dapat di lihat di bawa ini

7.2  operasi file
Beberapa perintah yang terkait dengam operasi file dapat dilihat pada tabel  7.2. operasi yang di bahas dalam tabel tersebut antara lain di gunakan untuk memindahkan file/direktori, menyalin file/direktori, dan menghapus direktori
Perintah
Keterangan
Delete
Perintah ini di gunakann untuk menghapus file. Penggunaannya

Delete nama_file
Delete (nama_file)

movefile
Perintah ini berguna untuk memindakan atau/mengubah file atau pun direktorin. Contoh penggunaannya

Movefile(‘sumber’,’destinasi’)
[status,message,messageid]=movefile...
(‘sumber’,’destinasi’)

Bentk pertama di gunakan untuk mengganti file ‘sumber’ menjaadad9i f9ile ‘destinasi’. Untuk menggunakan file ke direktorilain
 Tambahkan direktori dalam destinasi. Pads bentuk ke dua, nilai kembalain dari movefile di berikan ke tiga variabel. Dalam hal ini

·         Status berisin 1 kalau operasi pemindahan/pergantian berhasil dilaksanakan aatau nol jika gagal di laksanakan ;
·         Message berisi pesan kesalahan
·         Messageid beisi ID kesalahan
·          
Copyfile
Perintah in berguna untuk menyalin file ataupun direktori, contoh penggujnaaannya

Copyfile (‘sumber’.’destinasi’)
[status,message,messageid ]copy (‘sumber’,’destinasi)

Bentuk pertama di gunakan untuk menyalin file’sumber’ menjadi file distinasi . pada betuk ke dua nilai balaik dari copy file di berikan ke tiga variabel. Dalam hal ini;

·         Status berisi satu kalau operasi penyalinan berhasil di laksankan atau 0 kalau gagal
·         Message berisi pesan kesalahan
·         Messageid berisi id kesalahan

type
Perntah ini di gunakan untuk menampilan isi file. Bentu penggunaan :

Type(‘namafile’)
Tipe  namafile
fileparts
Perintah ini berguna untuk menporeleh bagian-bagian dari suatu file bentuk penggunaan :

[p-atch,name,ext,versn ] = fileparts (filename)

Nilai balaik berupa :
·         Pathstr yang berisi nama path:
·         Name yang berisi nama depana file
·         Ext yang berisi nama ekstensi file
·         Versn yang berisi versi file
tempname
Fungsi ini menghasilkan nama file yang unik (tidak kembar dengan yang  sudah ada ) bentuk penggunaan

Namafile=tempname
exist
Perintah ini berguna untuk mengetahui keberadaan suatu file  bentuk penggunaannya

Exist (namafile,’file)

Nilai balaik berupa 0 kalau filenamafile tidaik ditemukan.


Contoh skrip yang menguraikan bagianbagian dalam nama file di perlihatkan di bawa ini


MATLAB juga menyediakan perintah yang berhubungan dengan pengaksesan file dengan pendekatan beraras rendah. File harus di buka terlebih dulu sebelumpengaksesan isinya dilaksanakan. Setelah selesai mengakses file, file perlu ditutup. Perintah-oerintah yang terkait dengan hal itu dapat di lihat pada tabel 7.3
fopen
Kegunaan funsi ini adlah adalah untuk membuka file  bentukpertama berupa

Fid = fopn (namafile )

Pada bentk di atas filenamafile akan di buka dengan mode 'baca dsn mengembalkan  nilai disebut pengenal file dan di simpan  ke dalam variabel fid

Fid = foppen (filenama, mode)

Argumen kedua menentulkan mode yang di gunakan untuk membuka file kemungkinan nilai berupa ‘r’ (file hanya bisa di baca )
‘w’(mencptakan file dan menyiapkan opersi penulisan kalau file suda ada , isinya akan di kosongkan terlebih dahulu
‘a’ (membuka fle kalau suaha ada atau menciptakan kalau belum ada. Isi file tidak akan di hapus . penambahan data dilakukan di akhir file)
‘r+’ (membuka file untuk operasi pembacaan dan penulisan )
‘w+’(membuka file untuk operasi pembacaan dan penulisan . isi file kalau ada akan di hapus ketika di buka )

fclose
Fungsi ini digunakan untuk menutup file bentuk penggunaanya :

Status =fclose(fid)
Ststus = (all’)

Bentuk pertama digunakan untuk menutup file yang pengenal fiole-nya  berupafid.bentuk kedua di gunakan untuk menutup semua file (kecuali standar input,standar outputdan standar error)nilai balik fclose berupa o kalau operasi penutpan file berhasil dilakukan atau -1  kalau terjadi kegagalan
Fread
Fungsi fread di gunakan untuk membaca data dari file yang pengenalnya berupa fid . bentuk umum digunakan

A = fread (fid jumlah )

Dalam hal ini jumlah menentukan jumlah data yang di baca (dalam satuan byte)  dan A adlah larik yang menampung data yang di baca  
fwrite
 Fungsi fwrite di gunakan untuk kmenuliskan isi larink A ke file . bentuk pengunaannya :

Jumlah = fwrite (fid, A)

Fungsi inimenghasilkan data yang berhasil di simpan ke file
Feof
Fungsi feof berguna untuk mengetahui indikator file berada pada akhir file atau tidak jika berada di akhir file fungsi memberikan nilai balik berupa benar (1) atau salah (0) kalau indikator  file tidak berada apda akhir file  bentuk penggunaannya :
Akhirfile = feof (fid)

Perlu diketahui indikator ahir file akan di geser setiap kali ada opersi pembacaan atau penulisan data kedalam file
fgetl
Fungsi fgetl berguna untuk membaca sebuah baris data pada file teks  bentuk pengunannya:

Data  = (fgetl (fid)

Saat membaca, karakter newline (pindah baris )di buang
fgets
Fungsi fgets berguna membaca sebuah baqris data pada file teks bentuk pengguanaanya :

Data  = fgtl (fid)

Saat membaca , data yang di hasilkan mengandung karakter newline (pindah baris)
fprintf
Fungsi ini berguna untuk menulis kan dat ke file dan memungkkinkan memformat data seperti pada fungsi fprintf yang di bahas pada sub bab 2.8
frewind
Fungsi ini di gunakan untuk meletakkan indikator file ke awal file bentuk penggunaanya  :

Frewind(fid)
Dalam hal ini fid menyatakan pengenal file.
fseek
Funsi fseek berguna untuk memindahkan indikator file ke suatu posisi dalam file  bentuk penggunaannya :

Status = fseek (fid, ofset, titikn_awal)

Nilai  ofset dapat berupa
·         Ofset >0 memindahkaan indikator  sebesar ofset byte ke arah file
·         Ofset = 0 bararti tidak mengubah posisi indikator file
·         Ofset < 0 berartimemindahkan indikator sebesar ofset byte ke arah awal file

Nilai titik_awal bisa berupa
·         ‘bof’atau -1 berarti awal file
·         ‘cof’atau 0 berar6ti terhadap posisi indikator file sedang berada:
·         ‘eof’ atau 1 berarti akhir file

Nilai balik fseek  berupa  0 kalau operasi pemindahan indikator file berhasil  dilakukan atau -1 ka;au gagal
Ftell
Fungsi ini memberiakan posisi indikator file. Bentuk penggunaanya :

Posisi = ftell(fid)

Dalam hal ini menyatakan pengenal file


Contoh berikut menunjukan penggunaan fungsi-fungsi file beraras rendah untk membaca file teks dan menampilkannya dengan di beri no urut


7.3 operasi waktu
Beberapa fungsi waktu yang berhubungan dangan tanggal dan jam dapat di lihat pada tabel  7.3  sebagai contoh  fungsi seperti tic  bisa di gunakan dalam skrip untuk menghitung lama waktu yang di gunakan untuk mejalankan suatu proses . adapun fungsi date berguna untuk mengetahui tanggal sekarang
TABEL 7.4  perintah tentang waktu
Perintah
Keterangan
Clock
Menghasilkan larik yang berisi 6 buah informasi mengenai waktu sekarang . penggunaan:

C = clock

Element  yang  di kembalikan oleh clocik secara berturut turut sebagai berikut :
·         Tahun:
·         Bulan;
·         Taggal;
·         Jam;
·         Menit;
·         Detik;

Date
Fungs9i data mengembalikan nilai tanggal sekarang dengan format dd-mmm-yyy, dengan ddmenyatakan tanggal mm menyatakan bulan dan yyy menyatakan tahun.
Now
Fungsi ini mengthasilkan tanggal dan dan jam dengan bentuk bilangan serial yang ,menyatakan tanggal
Datestr
Fungsi ini berguna untuk mengkonversi tanggal dengan format seperti yang dihasilkan oleh now  kedalam bentuk string. Bentuk pemanggilan:


Datestr (tanggal, format,_tanggal)

Dalam hal ini, tanggal menyatakan bilangan (angka serial) yang menyatakan tanggal. String yang dihasilkan bisa diatur melalui argumen kedua (format_tanggal). Format yang bisa dipakai bisa dilihat pada tabel 7.5.
datenum
Fungsi ini berguna untuk mengkonversikan tanggal dan jam kedalam bentuk angka serial. Bentuk penggunaan:
N = datenum ( v )
N = datenum ( Y, M, D )
N = datenum ( Y, M, D, H, MN, S )

Dalam hal ini,
· V adalah vektor yang berisi data tanggal dan waktu;
· S adalah string berisi tanggal;
· Y menyatakan tahun;
· M menyatakan bulan;
· D menyatakan tanggal;
· H menyatakan jam;
· MN menyatakan menit;
· S menyatakan detik
Weekday
Fungsi ini menghasilkan nilaiantara 1 sampai dengan 7, yang menyatakan kode hari dan nama hari. Kode hari:
· 1 = minggu
· 2 = senin
· 3 = selasa, dst

Bentuk penggunaan:

[ N, S ] = weekday ( D )
[ N, S ] = weekday ( D, format )

N akan berisi kode hari dan S nama hari. Argumen bisa diisi dengan ‘short’ atau ‘long’. Nilai ‘short’ menyatakan bahwa  nama hari yang digunakan pendek ( misalnya wed atau sun ), sedangkan’long’ menghasilkan nama hari yang panjang ( misalnya Wednesday atau Sunday ).
Calender
Perintah ini berguna untuk mendapatkan kalender. Bentuk penggunaan:
c = calender
c = calender ( d )
c = calender ( y, m )
dalam hal ini, d menyatakan bulan dan y menyatakan tahun. Contoh :
>> calender
                                           Aug 2011
S     M    Tu     W     Th     F     S
0     1       2      3     4       5     6
7     8      9      10    11       12    13
14    15    16      17    18     19     20
21    22   23    24   25     26    27
28   29   30    31     0      0      0
0     0    0      0     0       0     0
>> 
tic
toc
Kedua perintah ini digunakan berpasangan. Perintah tic digunakan untukmemulai pencacahan waktu dan toc untuk menghentikan pencacah waktu. Bentuk penggunaan :

tic;
pernyataan_yang_waktunya_akan_dihitung ;
selang = toc;

dengan cara seperti itu, selang berisi waktu yang diperlukan untuk menjalankan pernyataan yang terletak antara tic dan toc. Selang waktu yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan detik.

Tabel 7.5 Argumen untuk date

Nilai
Keterangan
0
‘dd-mmm-yyyy   HH : MM : SS’ 01- Mar – 2000    15 : 45 : 17
1
‘dd-mmm-yyyy’ 01-Mar-2000
2
‘mm/ dd/ yy’ 03 / 01 / 00
3
‘mmm’ Mar
4
‘m’ M
5
‘mm’ 03
6
‘mm/ dd’ 03 / 01
7
‘dd’ 01
8
‘ddd’ Wed
9
‘d’ W
10
‘yyyy’ 2000
11
‘yy’ 00
12
‘mmmyy’ Mar00
13
‘HH : MM :SS’ 15 : 45 : 17
14
‘HH : MM : SS PM’ 3 : 45 : 17 PM
15
‘HH : MM’ 15 : 45
16
‘HH : MM PM’ 3 : 45 PM
17
‘QQ-YY’ Q1-01
18
‘QQ’ Q1
19
‘dd/mm’ 01/ 03
20
‘dd/ mm’ 01 / 03
21
‘mmm.ddd, yyy  HH : MM: SS’ Mar. 01, 2000  15 : 45 :17
22
‘mmm.dd, yyyy’ Mar. 01, 2000
23
‘mm/dd/yyyy’ 03/ 01/ 2000
24
‘dd/mm/yyyy’ 01/ 03/ 2000
25
‘yy/mm/dd’ 00/ 03/ 01
26
‘yy/mm/dd’ 00/ 03 / 01
27
‘QQ-YYYY’ Q1 - 2001
28
‘mmmyyyy’ Mar2000
29
‘yyyy-mm-dd’ 2000-03-01
30
‘yyyymmddTHHMMSS’ 20000301T154517
          31                ‘yyyy-mm-dd  HH: MM : SS’ 2000-03-01  15 : 45 :17

                Contoh berikut menunjukkan penggunaan tic dan toc untuk mengetahui lama waktu yang digunakan untuk memproses pernyataan for.
*      Berkas –M : waktu
                 waktu. m
             
                 untuk menghitung waktu yang diperlukan
                      oleh  suatu proses

tic;    mulai pencacahan waktu
for i =  1 : 10000
      Y ( i ) = 2 * sin ( i * 2 * pi) * sin (i * 2 * pi):
end

selang = toc;
disp ( [   ‘Waktu =  ‘  num2str (selang)  ‘ detik’] ) ;

*      Akhir berkas – M
Contoh hasil pemanggilan skrip:

>>  waktu.
Waktu = 22.8209 detik
>> 


7.4 konversi Antarsistem Bilangan
            Matlab  menyediakan beberapa fungsi yang berguna untuk melakukan konversi antar bilanagan. Beberapa fungsi dapat dilihat pada Tabel 7.6












Tabel 7.6 fungsi untuk konversi antarsistem
Fungsi
Keterangan
dec2bin(d)
Fungsi ini memberikan nilai balik berupa string yang menyatakan bentuk biner dari suatu bilangan d. Contoh

>> dec2bin ( 17 )

ans =
             10000
>> 
dec2hex(d)
Fungsi ini memberikan nilai balik berupa string yang menyatakan bentuk heksadesimal dari suatu bilangan d. Contoh:

>> dec2hex ( 245 )
ans =
           F5
>> 
dec2base (d, b, n)
Fungsi ini memberikan nilai balik berupa string yang menyatakan bentuk bilangan dalam suatu sistem bilangan b dari suatu bilangan d. Argumen ketiga (n) bersifat opsional, menentukan jumlah digit hasil. Contoh :

>> dec2base ( 16, 8 )

ans =
            20

>> dec2base ( 16,  8,  4 )

ans =
           0020
>> 
bin2dec(s)
Fungsi ini memberikan nilai balik berupa bilangan yang menyatakan bentuk sistem desimal dari suatu string s yang menyatakan bentuk biner. Contoh:

>> bin2dec ( ‘1101’ )

ans =
        13
>> 
hex2dec(s)
Fungsi ini memberikan nilai balik berupa bilangan yang menyatakan bentuk sistem desimal dari suatu string s yang menyatakan bentuk heksadesimal. Contoh:

>> hexdec ( ‘AB’ )
ans =
        171
>> 
                                                               
Contoh ini menunjukkan cara membentuk tabel yang berisikan nilai dalam berbagai sistem bilangan.
*      Berkas –M : tabelbil.m
 tabelbil .m
 
  menampilkan daftar nilai dalam berbagai sistem bilangan

For  bil =  1 : 16
                biner = dec2bin (bil, 4 ) ;
                oktal = dec2base (bil, 8, 4 ) :
                heksa = dec2hex (bil,  2 ) :
                fprintf ( ‘ I  %4d/t l  %8s\ t l  %4s\t l  %4s   l \n’  ...
bil,  biner,  oktal,  heksa ) :
end

*      Akhir berkas-M
Perlu diketahui,pada skrip diatas, \t berarti karakter tab.
            Gambar 7.4 disamping adalah hasil dari pemanggilan skrip tabelbil .m.
>> tabelbil
I       1      I       0001       I      0001       I   01      I
I       2     I       0010       I      0002      I   02     I
I       3     I       0011        I      0003      I   03     I
I       4     I       0100       I      0004      I    04    I
I       5     I       0101        I      0005      I    05    I
I       6    I       0110         I     0006       I    06    I
I       7    I        0111         I      0007      I     07    I
I       8    I       1000       I      0010       I     08   I
I       9    I       1001        I      0011        I     09    I
I       10   I       1010        I      0012       I     0A    I
I       11    I       1011         I      0013       I      0B   I
I       12   I        1100       I      0014       I      0C   I
I       13   I       1101         I      0015       I      0D   I
I       14    I      1110         I      0016       I      0E    I
I       15    I      1111          I      0017       I       0F   I
I       16    I     10000    I        0020     I       10    I
>> 
7.5 Operasi Bit
            Operasi dalam bentuk bit juga difasilitasi oleh MATLAB. Operasi ini berlaku untuk bilangan bulat. Operasi ini berlaku dari bilanagan 0 sampai dengan bitmax. Fungsi-fungsi yang tersedia untuk keperluan itu dapat dilihat pada tabel 7.7








            Tabel 7.7 fungsi yang berhubungan dengan operasi bit
fungsi
keterangan
bitand(a, b)
Fungsi ini untuk menangani operasi “dan”
bitor(a,b
Fungsi ini untuk menangani operasi “atau”
bitcamp(a)
bitcmp(a,n)
Fungsi ini menangani operasi komplemen terhadap a yang berkedudukan sebagai bilangan bulat tak bertanda dengan n bit.
bitset(a,n)
Fungsi ini memberikan nilai balik berupa bilangan yang sesuai a dengan bagian bit posisi n diubah menjadi satu.
bitget(a,b)
Fungsi ini menghasilkan bit posisi n pada bilangan a.
bitshift(a,k)
Fungsi ini menghasilkan bilangan yang merupakan nilai a yang telah digeser sebanyak k bit. Apabila k positif , nilai baliknya identik dengan a x 2^k, sedangkan jika k negatif, nilai baliknya berupa a/ (2^k)


7.5.1  Operasin bitand
          Operasi bitand dapat anda pahami dengan mencoba perintah berikut:

>> bitand (17,  24)
ans =
       16

>>  dec2bin ( 17 )

ans =

10001

>>  dec2bin ( 23 )

ans =

10111

>>  dec2bin ( 16 )

ans =

10000

>> 

                pada operasi “and”, bit  hasil berupa 1 hanya kalau ada bit yang dikenai operasi ini bernilai 1.




             Gambar 7.6 hasil operasi “and” didepan.

17  = 1 0 0 0 1


23  = 1 0  1  1  1
                                  bitand
                         
          1 0 0 0 0 16
    
7.5.2  Operasi Bitor
                Operasi bitor dapat anda pahami dengan mencoba perintah berikut :
>>  bitor  ( 17, 24 )
ans =

      25

>> 
                Gambar 7.7  operasi dengan bitorbit
Pada operasi “or”, bit hasil berupa 1 kalau ada bit yang dikenai  operasi  ini bernilai 1.
                Gambar 7.8 hasill operasi “or” didepan.
               
17 = 1  0  0  0  1


                           
24 = 1   1  0  0  0
                              bitor


       1    1  0   0  1                            25

7.5.3 Operasi bitxor
             Operasi bitxor dapat anda pahami dengan mencoba perintah berikut:

>>  bitor ( 17,  24)

ans =

        25

>> 
                                                Gambar 7.9 operasi dengan bitxor

                Pada operasi “xor” , bit hasil berupa  1 hanya kalau hanya salah satu bit yang dikenai operasi ini bernilai 1.
                                                Gambar 7.10 hasil operasi “xor” didepan.
               
17 = 1  0  0  0  1


                             
24 = 1  1  0  0  0
                              bitxor
                             
       0  1   0  0  1                             q


7.5.4 Operasi bitcmp
                Operasi bitcmp dapat anda pahami dengan mencoba perintah berikut:
>>  bitcmp (123, 8)

ans = 

        132

>> 
                Gambar. 7.11 contoh penggunaan bitcmp
Angka 8 pada argumen kedua menyatakan bahwa operasi dilakukan dengan menggunakan 8 bit.
                Pada operasi bitcmp, bit bernilai 1 1kan diubah menjadi 0 dan bit bernilai 0 diubah menjadi 1. Gambar 7.12  hasil operasi bitcmp didepan.

0  1  1  1  1  0  1  1                         1 2 3
                            komplemen
                        
 1 0  0 0  0 1  0 0                         1 3 2
                                                            Gambar 7.11 ilustrasi operasi bitcmp

7.5.5 Operasi bitset
    Operasi bitset berguna untuk membuat bit pada posisi tertentu bernilai satu. Pada contoh berikut, bit posisi 1 (tertekanan) diubah menjadi 1.
>> bitset (4,  1) 

ans =

         5

>> 
                                      Gambar 7.13 contoh penggunaan bitset

Penjelasan diatas dapat dilihat pada gambar 7.14
4  3  2  1                      posisi bit

1  0  0  0 
                       Bitset (4,  1)

1  0  0  1    bit posisi 1 diubah menjadi 1
                                      Gambar penjelasan bitset


7.5.6  Operasi bitget
              Fungsi bitget berguna untuk memperolehbit pada posisi tertentu. Contoh berikut digunakan untuk mendapatkan bit posisi ke 6 pada bilangan 123
>>  bitget ( 1 2 3, 6)

ans =

        1

>> 

7.5.7  Operasi bitshift
             Fungsi bitshift berguna untuk menggeser bit dalam suatu bilangan. Setiap pergeseran bit kekiri (nilai positif) membuat fungsi ini memberikan nilai yang sama dengan bilangan argumen dikalikan 2, sedangkan pergeseran kekiri 1 bit dibagi 2. Contoh:

>> bitshift (4,  1) 


ans =


         8

>>  bitshift (4,   2) 

 ans =


         16

>>  bitshift (4,  -1) 
ans =


         2


>> 

                Gambar 7.16 contoh penggunaan bitshift



nah itu sedikit perintah perintah dasar dari matlab walau pun itu perintah dasar naun itu termaksud unsur-unsur yang sangat pentig kita ketahui pada MATLAB  


sekian dulu sobat 
semoga bermamfaat buat adek adek sekalian




yuck sobat jika ada yang pengen shering memalaui jejaring sosial facebook sobat lihat profil qw di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar